Cahaya matahari mulai memasuki
kamarku dengan lantang melalui jendela-jendela kecil kamar ku yang memang di
desain seperti dunia dongeng yang penuh dengan fantasi. Ku buka mataku dengan
malas, pandanganku seketika beralih pada bunga dan beberapa potong roti bakar
di atas meja, aroma harum nan-lezat dari roti bakar itu seolah memaksakan tubuh
ku untuk bangun dan menghampirinya.
Lesung pipi yang berada di pipiku
ini perlahan-lahan semakin terlihat ketika ku melihat selembar kertas yang
tertata cantik di samping roti bakar itu "good morning my love, buruan gih
mandi berangkat bareng yuk" entah setan apa yang merasuki tubuhku saat itu,
tawa lepas menjadi jawabanku setelah membaca selembar kertas itu....
Bagaimana tidak, setelah kehadirannya,
kehadiran naufal membuat dunia ku berubah 180°, ia mampu membuat ku selalu bersemangat
untuk pergi sekolah, ia mampu membuat ku merasa diperlakukan seperti tuan
putri, bagiku ia adalah anugrah terindah yang di berikan tuhan untukku.
Pertemuan itu menjadi awal pertemuan
kami, ia datang menghampiri ku di perpustakaan sekolah, memberi ku sebuah wadah
berwarna pink, wadah yang tak asing bagiku, ya karna memang itu wadahku yang
tertinggal di kantin sewaktu aku membeli tisue tadi pagi.
"Terimakasih ya " ucapku.
Tanpa ada sepatah kata pun ia meninggalkan ku di
perpustakaan itu .
"Aneh" ucapku lirih
Namun, di luar dugaan ku ia
mendengar apa yang ku katakan, ia menoleh ke belakang dengan senyum sinis dan
menatapku tajam. Reflek ku tundukan kepala ku mencoba fokus membaca novel yang
tadi sempat terhenti.
Beberapa hari dan minggu pun
berlalu, seolah takdir mempertemukan aku dan dia seperti tiada hari yang ku lalui
tanpa berpapasan dengannya.
Rasa penasaran yang ada di dalam hatiku
tak mampu terbendung lagi, ku beranikan untuk menghampirinya duduk di taman
belakang sekolah.
"Hai, naufal" (mengulurkan tangan)
"Hai, nana" jawabnya lirih (membalas uluran tangan
ku)
Sejak saat itu ia menjadi bagian dari hidupku.
Tok….. Tok….. Tok…..
(Suara ketuk pintu membangunkan ku dari lamunan)
"Cepat nana, naufal udah di bawah nunggu kamu "
ucap mama.
"Iya ma" jawab ku.
"heiyyy, susah selesai my princess?" Tanya naufal.
"Udah dong, yuk berangkat" jawabku singkat.
Hari ini, tepat satu tahun semenjak
aku dan naufal memutuskan untuk membangun suatu komitmen, di hari ini juga
tidak akan pernah lagi terlihat senyum manis bibir naufal setiap hari . Kami
dipisahkan oleh jarak , setelah lulus kami di haruskan menjalani hubungan ini
dengan LDR. Naufal di terima di salah satu perguruan tinggi terfavorit di bogor
dan ku masih di sini, di kota pelajar jogjakarta.
Tetes air mata dan pelukan hangat
saat ini seolah mewakili dinginnya suhu badanku, dalam hitungan menit kau mulai
hilang.
Waktu terasa berganti sangat cepat.
Dua tahun berlalu, dua tahun kami menjalani hubungan ini dengan LDR dan semua
orang mulai meremehkan semua tentang kita, banyak sekali yang berkata bahwa
hubungan ini tidak akan bertahan lama. Sempat tersirat di benakku tentang apa
yang mereka katakan, batin ku seolah bercampur opini-opini mereka batinku
bergejolak antara opini mereka atau sebuah prinsip.
Dada yang semakin sesak menahan isak
tangis kala itu tiba-tiba berhenti setelah ku mencium aroma roti bakar, aroma
roti bakar yang berbeda, aroma roti bakar yang sangat familiar, roti bakar
buatan naufal. Seketika ku tersentak dalam tangis ku, ku coba untuk membuang
halusinasi ini tapi ini bukan halusinasi ini kenyataan, naufal di sini naufal
berada di dekat ku. Ku lepas headseat yang berada di telinga ku, ku putuskan
untuk berlari menuju meja makan and finally naufal duduk manis sembari tersenyum
memamerkan gigi gingsulnya, rambutnya yang semakin gondrong menambah karismanya,
ia begitu terlihat manis dan karismatik dengan gaya seperti ini.
Air mata ini kembali membasahi mata
sembab ku yang memang tak henti mengeluarkan air mata sejak kemarin malam.
Naufal yang melihat ku dengan
kondisi seperti ini langsung memeluk ku tanpa sepatah katapun, pelukan ini
pelukan yang ku rindu kan selama ini, pelukan yang selalu ingin ku dapatkan
ketika aku sedih, pelukan yang selalu ingin ku dapatkan ketika ku bahagia.
"Don't be sad my love , jarak nggak akan ngaruh apapun
ke perasaan aku ke kamu , we are always so close"
Entah kenapa bibir ini tak bisa
berkutik satu kata pun, yang ku tau saat itu adalah air mata yang semakin deras
mengalir diiringi pelukan hangat dari mu.
Finally, dengan kalimat "we
are always so close" ku disini bisa menyelesaikan kuliah dengan nilai yang
memuaskan dan naufal bisa raih prestasi yang sangat membanggakan.
Di hari tepat 7 tahun semenjak
komitmen itu dideklarasikan, ku dan naufal membuat komitmen baru, dimana dengan
komitmen ini ku dapat membuktikan bahwa LDR itu tidak menjamin gagalnya suatu
hubungan dan di hari ini apa yang ku cita-citakan terwujud, balutan warna pink
di tubuhku dan suara semburan ombak menyertai kebahagiaan hatiku.
writter : Alfina Pangestu Ramadhani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar