Rabu, 02 Maret 2016

Ketika Cinta Datang


Cahaya matahari mulai memasuki kamarku dengan lantang melalui jendela-jendela kecil kamar ku yang memang di desain seperti dunia dongeng yang penuh dengan fantasi. Ku buka mataku dengan malas, pandanganku seketika beralih pada bunga dan beberapa potong roti bakar di atas meja, aroma harum nan-lezat dari roti bakar itu seolah memaksakan tubuh ku untuk bangun dan menghampirinya.

Lesung pipi yang berada di pipiku ini perlahan-lahan semakin terlihat ketika ku melihat selembar kertas yang tertata cantik di samping roti bakar itu "good morning my love, buruan gih mandi berangkat bareng yuk" entah setan apa yang merasuki tubuhku saat itu, tawa lepas menjadi jawabanku setelah membaca selembar kertas itu....
Bagaimana tidak, setelah kehadirannya, kehadiran naufal membuat dunia ku berubah 180°, ia mampu membuat ku selalu bersemangat untuk pergi sekolah, ia mampu membuat ku merasa diperlakukan seperti tuan putri, bagiku ia adalah anugrah terindah yang di berikan tuhan untukku.

Pertemuan itu menjadi awal pertemuan kami, ia datang menghampiri ku di perpustakaan sekolah, memberi ku sebuah wadah berwarna pink, wadah yang tak asing bagiku, ya karna memang itu wadahku yang tertinggal di kantin sewaktu aku membeli tisue tadi pagi.
"Terimakasih ya " ucapku.
Tanpa ada sepatah kata pun ia meninggalkan ku di perpustakaan itu .
"Aneh" ucapku lirih
Namun, di luar dugaan ku ia mendengar apa yang ku katakan, ia menoleh ke belakang dengan senyum sinis dan menatapku tajam. Reflek ku tundukan kepala ku mencoba fokus membaca novel yang tadi sempat terhenti.
Beberapa hari dan minggu pun berlalu, seolah takdir mempertemukan aku dan dia seperti tiada hari yang ku lalui tanpa berpapasan dengannya.
Rasa penasaran yang ada di dalam hatiku tak mampu terbendung lagi, ku beranikan untuk menghampirinya duduk di taman belakang sekolah.
"Hai, naufal" (mengulurkan tangan)
"Hai, nana" jawabnya lirih (membalas uluran tangan ku)
Sejak saat itu ia menjadi bagian dari hidupku.

Tok….. Tok….. Tok…..
(Suara ketuk pintu membangunkan ku dari lamunan)

"Cepat nana, naufal udah di bawah nunggu kamu " ucap mama.
"Iya ma" jawab ku.

"heiyyy, susah selesai my princess?" Tanya naufal.
"Udah dong, yuk berangkat" jawabku singkat.

Hari ini, tepat satu tahun semenjak aku dan naufal memutuskan untuk membangun suatu komitmen, di hari ini juga tidak akan pernah lagi terlihat senyum manis bibir naufal setiap hari . Kami dipisahkan oleh jarak , setelah lulus kami di haruskan menjalani hubungan ini dengan LDR. Naufal di terima di salah satu perguruan tinggi terfavorit di bogor dan ku masih di sini, di kota pelajar jogjakarta.
Tetes air mata dan pelukan hangat saat ini seolah mewakili dinginnya suhu badanku, dalam hitungan menit kau mulai hilang.

Waktu terasa berganti sangat cepat. Dua tahun berlalu, dua tahun kami menjalani hubungan ini dengan LDR dan semua orang mulai meremehkan semua tentang kita, banyak sekali yang berkata bahwa hubungan ini tidak akan bertahan lama. Sempat tersirat di benakku tentang apa yang mereka katakan, batin ku seolah bercampur opini-opini mereka batinku bergejolak antara opini mereka atau sebuah prinsip.
Dada yang semakin sesak menahan isak tangis kala itu tiba-tiba berhenti setelah ku mencium aroma roti bakar, aroma roti bakar yang berbeda, aroma roti bakar yang sangat familiar, roti bakar buatan naufal. Seketika ku tersentak dalam tangis ku, ku coba untuk membuang halusinasi ini tapi ini bukan halusinasi ini kenyataan, naufal di sini naufal berada di dekat ku. Ku lepas headseat yang berada di telinga ku, ku putuskan untuk berlari menuju meja makan and finally naufal duduk manis sembari tersenyum memamerkan gigi gingsulnya, rambutnya yang semakin gondrong menambah karismanya, ia begitu terlihat manis dan karismatik dengan gaya seperti ini.
Air mata ini kembali membasahi mata sembab ku yang memang tak henti mengeluarkan air mata sejak kemarin malam.
Naufal yang melihat ku dengan kondisi seperti ini langsung memeluk ku tanpa sepatah katapun, pelukan ini pelukan yang ku rindu kan selama ini, pelukan yang selalu ingin ku dapatkan ketika aku sedih, pelukan yang selalu ingin ku dapatkan ketika ku bahagia.
"Don't be sad my love , jarak nggak akan ngaruh apapun ke perasaan aku ke kamu , we are always so close"
Entah kenapa bibir ini tak bisa berkutik satu kata pun, yang ku tau saat itu adalah air mata yang semakin deras mengalir diiringi pelukan hangat dari mu.

Finally, dengan kalimat "we are always so close" ku disini bisa menyelesaikan kuliah dengan nilai yang memuaskan dan naufal bisa raih prestasi yang sangat membanggakan.
Di hari tepat 7 tahun semenjak komitmen itu dideklarasikan, ku dan naufal membuat komitmen baru, dimana dengan komitmen ini ku dapat membuktikan bahwa LDR itu tidak menjamin gagalnya suatu hubungan dan di hari ini apa yang ku cita-citakan terwujud, balutan warna pink di tubuhku dan suara semburan ombak menyertai kebahagiaan hatiku.

writter : Alfina Pangestu Ramadhani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar